Cabang
Olah raga bulutangkis sudah tidak asing lagi di telinga rakyat
Indonesia. Bulutangkis masuk di Indonesia melalui beberapa kota di
Sumatra antara lain, Palembang dan ada pula di bawa dari Malaka/
Singapura langsung ke Jakarta. Ini terjadi menjelang tahun 1930. Pada
awalnya bulutangkis di Indonesia hanya bersifat kedaerahan telah berdiri
gabungan- gabungan dari beberapa perkumpulan Badminton dengan nama
Batavia Badminton yang ada di Jakarta yang setiap tahunnya mengadakan
pertandingan antar klub di Jakarta. Semakin lama perkembangan
badminton tidak hanya di Jakarta namun merebak seperti di Jawa Timur,
Jawa Tengah, Jawa Barat. Kegiatan semakin banyak sehingga mendorong
perkembangan olahraga badminton di Pulau Jawa.
Pada tahun sebelum
perang Dunia II sampai pendudukan Jepang aktivitas cabang olah raga
badminton semakin tinggi. Pada masa pendudukan Jepang, karena suasana
pada masa itu anti barat istilah badminton dianggap asing. Sehingga di
ganti istilah badminton menjadi bulutangkis oleh RMS Tri Tjondrokusumo
sebagai ketua ISI bagian badminton. Setelah kekalahn Jepang sampai
proklamasi kegiatan olah raga dihentikan. Setelah proklamasi, olah raga
mulai bergeliat lagi. Guna untuk mrnghimpun seluruh kegiatan olah raga
di wilayah Republik Indonesia maka dibentuklah PORI
(Persatuan Olah raga Republik Indonesia ) di samping PORI, juga dibentuk
satu badan lain yang khusus menangani yang menyangkut gerakan
Olimpiade, badan itu disebut Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI).
Sekalipun Pemerintah pada tahun pertama Revolusi kemerdekaan dihadapkan
berbagai masalah: baik politik, pertahanan, ekonomi dsb. Namun
pemerintah tidak menyampingkan kegiatan olah raga. Pada tahun 1947-1948
ada keinginan untuk mengirimkan olah ragawan Indonesia ke Olympiade
London, dengan pengiriman olah ragawan untuk memperkenalkan Republik
Indonesia yang baru merdeka di kancah Internasional tapi karena suatu
hal tidak terlaksana,
Sejak
berdirinya KORI, dimulainya era baru dalam sejarah pertumbuhan olah
raga olah raga di Indonesia, termasuk bulutangkis. Melalui Soedirman
yang pada masa itu ketua PORI mengusulkan untuk pembentukan organisasi bulutangkis
Indonesia. Tepat pada tanggal 5 Mei 1951 terbentuknya PBSI (Persatuan
Bulutangkis Seluruh Indonesia), selain terbentuknya PBSI pada tanggal
itu juga kejuaraan bulutangkis diadakan, tidak hanya pemain- pemain dari
Jawa namun dari luar Jawa juga ikut serta seperti Medan, Palembang,
dll. Mulai tahun 1951-1954 beberapa kali Fery Sonneville, Eddy Yusuf,
Olich Solihin bertandang di Malaka untuk melakukan pertandingan
persahabatan. Sebaliknya tak jarang pula pemain - pemain top Malaka
seperti Ong Poh Lim, Ismail Bin Marjan dll bertandan di Indonesia.
Sejak kedatangan regu Penang prestasi bulutangkis Indonesia terus berrkembang pesat. Fery Sonneville dan Eddy Yusuf berhasil melumpuhkan pemain top Malaka. Hal ini meninspirasi Sudirman untuk juga bias merebut kejuaraan bulutangkis Dunia, guna merealisasikan PBSI mendaftarkan diri menjadi anggota IBF( Federasi Bulutangkis Internasional). Pada tahun 1955 di Singapura para pemain bulutangkis Indonesia seperti Fery Sonneville, Olich Solichin dapat mengalahkan pemain Malaka yaitu Wong Peng Soong, Eddy Chong sebagai pemenang All Englang pada saat itu. Sementara itu pada tahun 1954 muncul pula calon pemain besar dari kota kembang yaitu Tan Joe Hook. Debut Joe Hoek mulai bahan pembicaraan para tokoh bulutangis nasional sejak ia mengikuti kejuaraan nasional I tahun 1954. sekalipun ia gagal menjadi juara tapi ia bisa mengalahkan Nyo Kiem Bie yang malah melintang dalam dunia bulutangkis. Debut internasionalnya dimulai pertengahan tahun 1956, ketika mengikuti kejuaraan bulutangkis Selangor dan kejuaraan bulutangkis di Singapura, bersama Eddy Yusuf dan Tan Thiam Beng. Tan Joe Hoek dengan memudahkan pemain tuan rumah, Amrit Dewan. Kemenangan-kemenangan ini memberi angin segar bagi bangsa Indonesia untuk mengapai prestasi yang lebih tinggi yaitu perebutan piala Thomas, sebagai lambang supremasi bulutangkis tanpa ragu- ragu lagi Indonesia mendaftar sebagai anggota Piala Thomas (1957-1958) dan tahun I958 Indonesia resmi menjadi anggota dalam perebutan piala Thomas Cup.
Sejak kedatangan regu Penang prestasi bulutangkis Indonesia terus berrkembang pesat. Fery Sonneville dan Eddy Yusuf berhasil melumpuhkan pemain top Malaka. Hal ini meninspirasi Sudirman untuk juga bias merebut kejuaraan bulutangkis Dunia, guna merealisasikan PBSI mendaftarkan diri menjadi anggota IBF( Federasi Bulutangkis Internasional). Pada tahun 1955 di Singapura para pemain bulutangkis Indonesia seperti Fery Sonneville, Olich Solichin dapat mengalahkan pemain Malaka yaitu Wong Peng Soong, Eddy Chong sebagai pemenang All Englang pada saat itu. Sementara itu pada tahun 1954 muncul pula calon pemain besar dari kota kembang yaitu Tan Joe Hook. Debut Joe Hoek mulai bahan pembicaraan para tokoh bulutangis nasional sejak ia mengikuti kejuaraan nasional I tahun 1954. sekalipun ia gagal menjadi juara tapi ia bisa mengalahkan Nyo Kiem Bie yang malah melintang dalam dunia bulutangkis. Debut internasionalnya dimulai pertengahan tahun 1956, ketika mengikuti kejuaraan bulutangkis Selangor dan kejuaraan bulutangkis di Singapura, bersama Eddy Yusuf dan Tan Thiam Beng. Tan Joe Hoek dengan memudahkan pemain tuan rumah, Amrit Dewan. Kemenangan-kemenangan ini memberi angin segar bagi bangsa Indonesia untuk mengapai prestasi yang lebih tinggi yaitu perebutan piala Thomas, sebagai lambang supremasi bulutangkis tanpa ragu- ragu lagi Indonesia mendaftar sebagai anggota Piala Thomas (1957-1958) dan tahun I958 Indonesia resmi menjadi anggota dalam perebutan piala Thomas Cup.
Pada
tahun 1958 merupakan perebutan piala Thomas yang ke- 4. berbagai
pesiapan yang dilakukan oleh PBSI selaku badan yang mengurusi tentang
cabang olah raga bulutangkis untuk menunjukkan Indonesia layak masuk
dalam perebutan pial Thomas Cup ini. Pertandingan –pertandingan seleksi
untuk memilih pemain-pemain yangakan tersusun dalam dua regu,
masing-masing ke pertandingan –pertandingan Thomas Cup di Singapura dan
Asiade di Tokyo,yang akan diselenggarakan di Surabaya dan Semarang.
Waktu seleksi akan ditentukan oleh PBSI cabang-cabang Semarang dan
Surabaya sendiri, akan tetapi harus selesai selambat-lambatnya pada
akhir bulan Maret 1958. kemudian akan diseleksi lagi di Jakarta.
Lebih
jauh dijelaskan dalam berita itu,bahwa panggila pemain-pemain dalam
seleksidilakukan berdasarkan : 1) rangking,kedudukan mereka dalam daftar
perebutan kejuaraan, 2)hasil-hasil PON IV dan 3) hasil-hasil seleksi ke
Selandia Baru dan Australia.
Pemain yang dipanggil seleksi adalah:
Untuk seleksi Semarang : Tan Yoe Hoek (Bdg), Eddy Yusuf (Jak), Tutang (Bdg), Kwik Hian Soei (Palemb) dll.
Untuk seleksi di Surabaya : Olich ( Tasikm), Njoo Kiem Bie ( Srby), Lie Po Djian ( Purwkrt), Tan King Gie ( Djokja) dll.
Pada Piala Thomas yang keempat Indonesia tampil sebagai Negara baru,
Pada Piala Thomas yang keempat Indonesia tampil sebagai Negara baru,
Sebelum
perebutan piala Thomas Cup diselenggarakan pertandingan Asian Games
terlebih dahulu digelar. Asian Games merupakan ajang olah raga yang
hanya diikuti oleh Negara-negara kawasan Asia saja. Menjelang Asian
Games yang kini sudah dilambang pintu, dunia olah raga kita sedang giat
berusaha untuk mencapai perbaikan-perbaikan prestasi, serta
memepertahankan prestasi-prestasi yang sudah dicapai dan dalam reputasi
Internasional.
Organisasi
yang paling sibuk dalam setiap pertandingn –pertandingan bulutangkis
adalah PBSI. Lain daripada Asian Games dalam kalangan olah raga kita
juga menghadapi Thomas Cup, suatu ajang yang penting bagi PBSI. Seperti
yang diketahui dalam Thomas Cup Indonesia akan bertemu dengan
pemenang-pemenang zona Eropa sebelum dapat masuk final round, tibalah
Chalenge Round dimana pemenang daripada final round akan berhadapan
dengan juara Thomas Cup yaitu Malaka.
Indonesia
menghadapi pertandingan-pertandingan yang berat, lawan-lawan kita akan
terdiri dari regu-regu terkuat dunia, kemenangan-kemenangan kita dalam
pertandingan Australia tidak begitu menggemparkan. Kemenangan itu
menyebabkan nama kita lebih tinggi di Singapura. Reputasi ini, yakni
reputasi sebagai lawan yang sangat kuat, suatu lawan yang tidak dapat
dianggap enteng kini wajib kita kita pertahankan. Lebih- lebih menghadpi
lawan-lawan seperti Denmark, dan Muangthai atau Amerika Serikat.
Sebelum
pertandingan Thomas Cup dimulai, dua orang bintang bulutangkis
baru-baru ini telah merebut gelaran juar di luar negeri. Di India yang
tidak seberapa jauh dari Negara kita, Tan Joe Hoek telah berhasil
mempertahankan dan keluar menjuarai zone Utara dengan mengalahkan lawan
kita yaitu Eddy Yusuf. Di Eropa yang jauh dari Negara kita, Ferry
Sonneville telah merebut kejuaraan tornoi Internasional di Negara
Belanda.
Final
antara Ferry dengan single pemain dari Denmark yaitu Erland Kops adalah
pertandingan-pertandingan merebut kejuaraan yang menarik perhatian
bintang-bintang Bulutangkis terkemuka dari Eropa.
Ferry
sangat optimis mengenai pertandingan kita melawan Denmark. penjelasan
tentang optimisme itu diberikan Ferry dalam kata-katanya sendiri :
“apakah
dasar optimisme saja mengenai pertandingan kita melawan Denmark?
pertama pertandingan single. Kita dapat memenangkan kelima single itu
lebih-lebih pemain Denmark tidak tahu permainan Tan Joe Hoek.
Kedua,
Finn Kobero dan Erland Korp kedua pemain single Denmark yang berbahaya
ini akan dapat dikalahkan oleh Eddy Yusuf dan Olich asalkan mereka
berlatih dan kepanjangan nafas.
Tanggal 14 juni 1958 adalah hari pertama challenge round atau final
piala Thomas Cup. Sesuai jadwal pertandingan, ferry sonneville akan
berhadapan dengan Eddy Chong, Tan Joe Hok bertemu Teh Kew San. Sedangkan
di partai ganda, Nyoo Kim Bie/Tan King Gwan berhadapan dengan Jonny
Heah/ Lim Say Hup dan ferry Sonneville/ Tan Joe Hok menghadapi Eddy
Chong/Oie Teik Hock. Pertarungan partai pertama antara Ferry Sonneville
melawan Eddy Choong pada awalnya berjalan seru dan imbang, Ferry
Sonneville bermain gemilang dan memenangkan game yang pertama. Partai
kedua tak kalah menariknya, Tan Joe Hoek yang mendapat suntikan semangat
atas keberhasilan Sonneville di partai pertama.Untunglah
pebulutangkisan asal bandung itu bisa memenangkan pemainan dengan skor
18-14.
Hari kedua 15 juni 1958 paling
merupakan hari yang menentukan bagi kedua regu. Game penentuan
keadaanya semakin runyam. Sonneville akhirnya berhasil memenangi game
penentuan itu 18-16 sehingga skor menjadi 5-1, kemenangan ini disambut
oleh kubu Indonesia. Piala thomas cup berpindah tangan dari Malaya ke
Indonesia. Ramli Rikin yang menerima langsung penyerahan piala Thomas
dari wakil IBF. Sementara itu Tan Joe Hoek dan Ferry Sonneville yang tampil sebagai pahlawan.
Keberhasilan
Indonesia merebut piala Thomas Cup langsung tidak langsung semakin
memacu perbulutangkis Indonesia. Bahkan setahun kemudian tahun 1959, Tan
Joe Hoek dan Ferry Sonneville berhasil membuktikan
kehebatan perbulutangkisan Indonesia setelah menciptakan All Indonesia
final di All England.
Kemenangan perebutan piala Thomas Cup merupakan kemenangan prestasi bulutangkis Indonesia yang pertama kali.
Sebelum
piala Thomas Cup yang ke V, diselenggararakan PBSI mengadakan
pertandingan di Bandung ini merupakan pertandingan ‘testing” yang ke-3
yang diselengarakan oleh PBSI pusat untuk memilih pemain-pemain yang
akan dimasukkan di dalam regu piala Thomas Cup Indonesia. Seperti yang
diketahui Indonesia harus mempertahankan Thomas Cup pada tahun 1961,
menurut rencana akan diselenggarakan di Jakarta.
Jika
dibandingkan dengan tahun lalu, maka apa yang diperlihakan oleh
pemain-pemain terbaik, belum lagi memperlihatkan mutu permainan yang
meningkat. Menurut keterangan dari beberapa hal seperti
pelajaran dan keadaan ekonomi. Diantara sekian banyak pemain hanya Moch
Jundi yang akan menonjol,demikian dengan pemain dari Bndung: Oman. Akan
tetapi untuk mengembleng mereka hingga matang sebelum perebutan Thomas
Cup dimulai tidak ada cukup waktu. Oleh karena itu pihak yang
berkompetensi lebih condong untuk menggunakan lagi-lagi pemain senior
yang merebut piala thomas Cup kemarin.
Captain regu Thomas Cup Ferry Sonneville mengatakan ia yakin PBSI dan masyarakat dapat memungkinkan regu Indonesia
berhasil memepertahankan Thomas Cup dalam perebutan tahun depan.
Selanjutnya menurut PBSI sebagai langkah pertama dalam menghadapi piala
Thomas Cup akan duadakan latihan sentral di Bandung kemudian
peman-pemain Thomas Cup akan dilatih oleh Ferry Sonneville.
Setelah
Indonesiai berhasil merebut piala thomas 1957/ 1958 yang menjadi
lambang sopremasi bulu tangkis beregu putra, setahun kemudian indonesia
mulai menyertakan tim putrinya untuk mengikuti piala uber yang menjadi
lambang supremasi bulu tangkis beregu putri.
Secara keseluruhan perebutan piala uber ke- 2 diikuti 14 negara termauk A. S sebagai juara bertahan. Indonesia
masuk dalam zona Australia bersama thailand, selandia baru dan
australia. Di zona asia bergabung Malaysia, Hongkong dan India. Zona
eropa diikuti lima negara, Denmark, Inggris, skoylandia, Irlandia dan
Swedia. Sedangkan zona Amerika hanya diikuti Kanada.
Prestasi
tim Indonesia yang beranggotakan Yap Heppy, Oei Lin Nio, Corry
Kawilarang, Minarni dan retno Koestijah dalam debut pertamanya di piala
uber masih kurang memuaskan. Pertarungan pertananya di Melbourne
Australia, Indonesia dikalahka tuan rumah 2- 5. Sementaraitu dalam
pertandingan di Dunedin, tuan rumah Selandia baru mengalahkan Thailand
4- 3. Selanjutnya Selandi Baru keluar sebagai juara zona Australia
setelah memukul Australia 6-1.
Dalam
zona Asia, malaya kembali memetik kemenangan telak dari Hongkong
7-0.Namun negeri jiran ini kembali gagal masuk ke babak antar zona
setelah dikalahkan tuan rumah india 5-2 di Jamshedpur, India.
Zona ropa kembali dirajai oleh Denmark. Pada
putaran pertama yang berlangsung di Kopenhagen, Denmarak memukul
Inggris 7-0. Selanjutnya pada pertarungan kedua di Edinburgh, Denmark
mengalahkan Skotlandia 6-1. Denmark keluar sebagai juara zona Eropa
setelah menundukkan Irlandia 6-1. sebelumnya Irlandia mengalahkan Swedia
7-0.
Dalam
pertarungan antar zona yang berlansung di New Haven Connecticut,
Denmark India 6-1. sedangkan Selandia Baru menang tipis ats Kanada di
final zona Denmark menggulung Selandia Baru 7-0 dan berhak menantang
juara bertahan Amerika serikat Challengge Round yang berlangsung di
Philadelphia, tim Amerika Serikat yang tediri SF Devlin, M. Vamer, M.
Ermendaris, JM Devlin, JC Alston dan D’ Oneil berhasil mempertahankan
Piala Uber setelah mengubur ambisi tim Denmark yang beanggotaka A.
Winter, B. Kristiansen, I. Hasselsten, T Holst Cristensen, H. Jensen dan
Thorndahl dengan skor 5-2.
Setelah
kemenangan piala Thomas tahun 1958, diadakan lagi Piala Thomas yang
selalu diselenggarakan setiap 3 tahun berikutnya yaitu tahun 1961. dalam
persiapan menjelang piala Thomas ke V, bahwa kemenangan akan sangat
mengembirakan dan membanggakan Bangsa namun juga terdapat tanggung jawab
dan beban yang di tanggung tidak hanya bagi para pemain tapi semua
bangsa Indonesia. Seperti tahun sebelumnya ajang ini diikuti oleh 19
negara, termasuk negarajuara bertahan Indonesia akan berlaga
memperebutkan piala yang menjadi supremasi bulutangkis beregu putra
tersebut.
Zona
eropa diikuti oleh 7 negara masing-masing Inggris, perancis, Swedia,
denmark Norwegia, irlandia, Scotlandia. Sedangkan zona Pan Amerika hanya
diikuti dua negara seperti tahun sebelumnya. Sementara itu Indonesia
menunggu di putaran terakhir.
Pertandingan ini akan diselenggarakan di Indonesia sebagai tuan rumah untuk babak antar zona, Putaran
terakhir yang saat tu dikenal dengan challenge round digelar pada
tanggal 10 juni 1961. pertandingan inimendapat perhatian yng sangat luar
biasa oleh masyarakat Indonesia. Sejak sore Istora Senayan sudah
dipadati 10.000 orang termasuk PD Juanda. Sementara itu persiapan tuan
rumah sendiri tampaknya sudah cukup mantap. Enam pemain lama Ferry
Sonneville, Tan Joe Hoek, Eddy Yusuf, Nyoo Kiem Bie Tan Kig Gwan dan Li
Po Djian terpilih lagi dalam mempertahankan pila Thomas Cup. Hari
pertama Tan Joe Hoek berhadapan dengan pemain Thailand, Channarong.
Sedangkan partai kedua Ferry Sonneville bertemu Somsook. Di partai
ganda, Tan Joe Hoek/ Lie Po Jian bertemu Chanangriong/raphi sedangkan
Nyoo Kim Bie / tan Kin Gwan berhadapan dengan Chavalert/ Chuchart. Dan
hari pertama Indonesia tidak bisa menang.
Hari kedua sangat menengangkan Eddy Chong yang tampil sebagai pemain tunggal berhadapan dengan Naroong Bhormchirna walaupun
pertandingannya sedikit alot namun Eddy Chonng keluar sebagai
pemenangnya. Selanjutnya egu ganda antara Ferry Sonneville-Tan Joe Hoek
berlaga, kemenangan Eddy Chong disesi yang sebelumya membawa angin segar
bagi Indonesia. Jika Ferry-Joe Hoek bisa menang maka Indonesia akan
bisa membawa pulang piala Thomas Cup. Ramalan itu tidak meleset dan
,Ferry- Yoe Hoek menang dan selanjutny diikuti kemenangan dari ferry
Sonneville bermain tunggal dan secara mulus dapat menyudahi permainan
kali ini. Istora Senayan sebagai bukti kemenangan
Indonesia atas Thailand dengan skor 5-2. Piala Thomas tetap di pegang
oleh Bangsa Indonesia. Keberhasilan Indonesia mempertahankan piala
Thomas ini mendapat sambutan hangat dari seluruh lapisan masyarakat
Indonesia. Sebagai tanda penghargaan PM Djuanda memberikan Satya Lencana
Kebudayaan untuk para pahlawan Piala Thomas yang lebih membanggakan
satya lencana kebudayaan pertama kali dianugrahkan.
Sejak
mengikuti piala Uber 1959/960 tim putri Indonesia terus aktif ambil
bagian. Walaupun saatitu prestasinya belum begitu menonjol.
Keikutsertaan Indonesia dalam perebutan piala Uber sedikit demi sedikit
terus merangsang perkembangan pemain putri.
Dengan
beranggitakan Heppy Herawati, Corry kawilarang, Goei Giok Nio, retno
kustijah dan Minarni tahun 1962/ 1963 Indonesia kembali ambil baian
dalam perebutan piala Uber ke- 3 yang challengge roundnya akan digelar
di Wilmington.
Berbeda
dengan keikutsertaan yang pertama,pada periode ini prestasi tim
Indonesia jauh lebih baik dibanding keikutsertaan nya yang pertama.
Dibabak pendahuluan zona Asia Indonesia berhasil memukul Thailand enga
skor 4-3 dan akan menantang India yang berhasil mengungguli Hongkong
5-2. tapi karena India menarik diri maka Indonesia keluar sebagai juara
zona Asia.
Selanjutnya
dibabak antar zona yang berlangsung di New London secara menyakinkan ”
srikandi”Indonesia memukul selandia baru yang keluar sebagai juara zona
Australia dengan skor 7-0
Sayang
langkah Minarni dan kawan-kawan tak berhasil sampai babak challenge
round.di semi final Indonesia dihadang Inggris.tim putri diklahkan
dengan skor 2-5. selanjutnya Amerika serikat berhasil menundukkan
Inggris dengan kemenangan tipis 4-3.
Piala Thomas diadakan selang 3 tahun sesudah pertandingan itu diselenggarakan, tahun 1964 merupakan ajang piala Thomas Cup yang ke VI Bila
Pada Piala Thomas Cup yang ke V jumlah peserta ada 19 negara termasuk
juara bertahan Indonesia maka perebutan piala Thomas Cup ini bertambah 7
negara sehingga menjadi 26 negara. Jumlah ini terbanyak sepanjang piala
Thoamas Cup sejak 1948.
Sebagaimana
tahun sebelumnya para peserta tetap dibagi menjadi 4 zona. Zona
Australia beranggotakan : India, Afrika Selatan, Malaka, australia, dan
selandia baru. Zone Asia beranggotakan: Taiawan, Thailand, Sri Langka,
Hongkong. Zone Eropa: Belanda, Jerman Barat dan Belgia. Zone Amerika beranggotakan : Jepang, Meksiko, Kanada Amerika serikat dan Jamaica.
Juara
bertahan Indonesia sebagai negara ke 26 dan masuk dalam zona Australia.
Sama seperti pertandingan piala Thomas Cup sebelumnya Indonesia
menunggu penantang pada putaran terakhir.
Selanjutnya
Malaysia yang belum pernah juara setelah tahun 1958 dikalahkan oleh
Indonesia menjadi juara di zona Australia. Prestasi Malaysia lebih baik
dibanading tahun lalu. Malaysi amenglahkan Indi dengan Skor 8-1. zona
Asia Thailand menjadi juara setelah mengalahkan Taiwan.
Zoan Eropa yag diikuti 11 negera peserta, kembali memepertemukan Denmark
dan Inggris dalam final Challenge. Erland Korps saat itu menjuarai All
England berhasil menyingkirkan Inggris dengan skor 8-1. selanjutnya
pertarungan antar zona akan diselenggarakan di Tokyo Jepang. Pada babak
antar zona jEpang dipukul kalah di kanadangnya sendiri oleh Muangthai..
selanjuttnya Muangthai dengan skor 6-3 dikalahkan oleh Denmark. Selanjutnya sesuai dengan ketentuan baru
dari IBF tempat diadakannnya pertandingan anta zona dan challenge round
tidak dapat berlangssung 2 kali di tempat yang sama. Akhirnya IBF
memutuskan negara Tokyo sebagai peyelenggarara Challenge round.
Berbeda
dengan tahuun sebelumnya piala Thomas Cup ini tim Indonesia menghadapi
kendala yang serius karena belum lahirnya para pengganti Tan Joe Hoek
dan Ferry Sonneville. Sekalipun Indonesia memiliki pemain yang berbakat
seperti Ang Tjian Siang(Mulyadi), Nana , Moch Djundi, Wong Pek seng,
Jonny Tjoa dll pada umunya belum mempunyai pengalaman Intrenasional.
Guna mengatasi hal tersebut Sukamto Sajidiman yang saat itumenjabat
sebagai ketua umum PBSI memperkenalkan latihan spartan ala militer.
Sekitar lima belas peman dimasukkan ke pemusatan latihan sentral.
Kelima
belas pemain di pelatnas adalah pemain angkatan lama yaitu Ferry
Soneville, Tan Joe Hoek, Eddy Yusuf, Olich Solichin, Tan King Gwan dan
Nyoo Kem bie. Selanjutnta angkatan kedua: Jonny Tjoa, Unang, Tjeng
Kiang, Nana dan Tutang. Sedangkan angkatan ketiga terdiri dari pada
pemain muda yaitu: Darmadi, Mulyadi, Tien Oen Hie dan Tjan Ping Jan.
Hasil
gemblengan ala milter itu berdampak bagus bagi pemain-pemain muda
hasilnya sangat luar biasa. Beberapa pemain muda mulai bisa mengalahkan
pemain senior nya. Sehinga untuk pemain tim Piala Thomas Cup akhirnya
oleh Sukamto Surajiman dipilih gabungan antara pemain tua dengan pemain
muda. Dari angkatan tua terpilih Ferry Sonville, Tan Joe Hoek, dan Tan
King Gwan. Sedangkan untuk pemain muda Ang Tjian Siang, Unang, AP dan
Tutang Jamaluddin.
Dalam
prertandingan Thomas Cup tahun ini sangat diperhatikan lngsung oleh
Soekarno yaitu presiden RI , sebelum berangkat ke Tokyo untuk berlaga
Presiden Soekarno memberikan doa restu terhadap tim piala Thomas cup
Istana Negara Jakarta.
Sedikit cuplikan pidato Soekarno memberi amanat pemberian restu pada pemain bulutangkis Indonesia yang akan berangakat ke Tokyo:
”saudara-saudara
Saja
tahu saudara-saudara akan berangkat ke Tokyo untuk mempertahankan piala
thomas Cup ini didalam tangan kita buat ketiga kalinya.
Saya mengharap bena-benar agar supaja saudara-saudara nanti
kembali dari Tokyo membawa lagi piala ini. Salah satu corak daripada
suatu bangsa yang baik adalah dapat mempertahankan apa yang ia dapat.
Misalnya dengan perjuangan yang penuh dengan jerih payah dan
korban-korbanan telah mencapai kemerdekaan. Banyak Bangsa yang pernah mencapai kemerdekaan tapi banyak pula yang sudah mendapatka kemerdekaan itu terlepas kembali.
Bismillah berangkatlah”
Di partai pertama Tan Joe Hoek melawan Erland Korp, gamedi pertam
dimenangkan oleh Denmarkdengan skor 15-5, akan tetapi diset kedua Joe
Hoek tidak memberi ampun kepada Erlamd Korps dengan skor 15-9. Ferry
Sonneville lebih dahulu mengalami kekalahan 13-15, namun game kedua
dapat enyamai keadaan menjadi 1-1.
Harapan
Indonesia menang bertambah, game-game selanjutnya memicu andrenalin
untuk melihat karena pemain Indonesia dengan pemain Denmark sama-sama
kuat dan sudah sering kali bertemu sehingga sebagai semua usaha
dikerahkan untuk mengalahkan satu dengan yang lain. Hal
ini semakin tambah panas ketika seorang juru potret luar negeri
mengabadikan situasi tersebut. Aalagi setelah alat potret dirampas
tetapi berlat wakil para mahasiswa dan panitia dapat menenngkan
permainan.
Pada
saat terkhirlah keluar semua simpanan kedua pemin kita dan dengan
lob-lob yang tinggi,reli-reli panjang serta smesh yang bertubi-tubi
menyudahi permainan ini dan Indonesia lolos memastikan diri sebagai
pemenang untuk periode 3 tahun berikutnya.
Kemenangan
ferry Soneville dan kawan-kawannya disambut dan ditayangkan di TVRI
disiarkan langsung oleh RRI disambut dengan rasa haru, gembira ,banga
oleh seluruh rakyat Indonesia. Pra pahlawan bbulutangkis ii mengangkat
lagi nama Indonesia di kancah Internasional.
Bahkan Presiden Soekarno mengomentari bahwa kemenangan ini adalah merupakan karunia tuhan. Kemenangan Indonesia tercapai kerena the hand of God
kata presiden Soekarno. Dalam satu upacara khdmat di Istana Negara
presiden Soekarno menyerahkan bintang kehormatan kepada Feery
Sonneville, Joe Hoek, Tan Kwin Gwang dan Eddy Yusuf yang telah tiga kali
memperkuat tim Thomas Cup diberikan bintang jasa kelas III. Dan kepada
lima pemain lain yaitu Mulyadi, Unang, Tutang, dan Lem Tjeng Kiang
diberikan satya lencana kebudayaan.
Presiden
Soekarno ga menyampaikan dalam pidatonya pada upacara pemberian tanda
kehormatan kepada regu Thomas cup di Istana negara Jakarta tanggal 28
mei 1964
Sedikit cuplikan pidato presiden Soekarno
Saudara-saudara sekalian
Beberapa
saat yang lalu,saudara-saudara menyaksikan penyematan katakanlah dengan
kata mudah, bintang-bintang kepada saudara-saudara anak-anak kita yang
telah mempertahankan ”thomas Cup” kita dan mempertahankan nama Indonesia
dan republik Indonesia.
Saudara-saudara
the hand of god telah berjalan, telah berjalan, telah bekerja karena
kita menunjukkan ”sherr will to win” diatas dasar yag suci. Bukan sheer
will to win yang licik. Bukan untuk diri kita sendiri
tetapi keagungan tamah air kita, untuk keagungan bangsa. ” sheer will of
win” untuk nama bangsa Indonesia ini tetap tinggi dipandang khlayak
Internasional,
Yang
paling unik setelah kemenangan bulutangkis di kancah Intenasional,
kabinet dalam sidangnya memutuskan agar rakyat Indonesia pada hari
sabtu, tanggal 23 mei 1964 atau sehari setelah pertandingan mengibarkan
bendera merah putih sehari penuh. Sementara itu wakil gubernur jakarta
raya Dr Tangkilisan mengintruksikan agar masyarakat jakarta menyambut
sehangat-hangatnya kepulangan regu bulutangkis di Jakarta.
Kepulangan
dari Tokyo pemain-pemain bulutangkis indonesia ini diarak mengendarai
jip dan melambaikan tangan mengelilingi sepanjang jalan di Jakarta.
Sambutan dari masyarakat Indonesia sangat luar biasa di sepanjang jalan
mereka berdesak-desakan untuk melihat pemain bultangkis Indonesia yang
mengharumkan nam Indonesia secara dekat.
Sebelum
piala thomas cup diselenggarakan tahun 1967 piala uber digelar namun
sekali lagi Indonesia tidak bisa mendapatkannya. Inilah daftar juara
piala uber:
TahunJuara
1957Amerika Serikat
1957Amerika Serikat
1960Amerika Serikat
1963Amerika Serikat
1966 Jepang
Pada
kejuaraan Piala Thomas tahun 1967 merupakan lembaran hitam bagi upacari
perbulutangkisan Indonesia. Untuk pertama kalinya sejarah perebutan
piala Thomas Cup dinentikan oleh Honorary Schelle atau peristiwa
Schelle. Akibatnya dihentikannya challenge round anatara pemegang piala
Thomas Cup Indonesia dengan malaysia. Kala
itu, saking gegap gempitanya publik Istora, wasit kehormatan Herbert E.
Scheele mengambil keputusan untuk menghentikan pertandingan partai
Final Thomas Cup 1967 antara Indonesia dan Malaysia. Scheele menilai
perilaku warga Istora amat mengganggu konsentrasi pemain negeri jiran.
Peristiwa
ini imbas dari alotnya pertandingan partai final dimana kedudukan
genting INA tengah mencoba merebut poin dari partai ganda putra. Posisi
3-4 untuk Malaysia, nyaris dikejar oleh Mulyadi/Agus Susanto yang
menghadapi Ng Boon Bee/Tan Yee Khan. Duo Indonesia tertinggal di set
pertama, namun set kedua Mulyadi/Agus mampu membalikan keadaan menjadi
13-11. Padahla saat itu mereka sudah tertinggal 2-10.
Hal inilah yang membuat para penonton makin bersemangat dan ikutan ngotot. Teriakan cemoohan yang menggangu konsentarsi lawan pun mewarnai jalan pertandingan. Scheele lalu meminta penonton dikeluarkan dari arena pertandingan. Karena ditolak oleh pihak PBSI, Scheele dengan segala wewenangnya menyatakan INA kalah 6-3.
Hal inilah yang membuat para penonton makin bersemangat dan ikutan ngotot. Teriakan cemoohan yang menggangu konsentarsi lawan pun mewarnai jalan pertandingan. Scheele lalu meminta penonton dikeluarkan dari arena pertandingan. Karena ditolak oleh pihak PBSI, Scheele dengan segala wewenangnya menyatakan INA kalah 6-3.
Tak
pelak keputusan Scheele ini membuat penonton semakin tambah histeris.
Emosi publik semakin tak terkendali. Suasana bertambah kacau. Padmo
Sumasto, Ketua Panitia Penyelenggara sekaligus Ketua Umum PBSI pada saat
itu, sampai merasa perlu untuk menghimbau penonton agar tenang kembali.
Akhirnya, setelah diadakan perundingan, disepakatilah bahwa pertandingan dihentikan dalam keadaan undecided (tidak ada yang menang dan yang kalah).
Akhirnya, setelah diadakan perundingan, disepakatilah bahwa pertandingan dihentikan dalam keadaan undecided (tidak ada yang menang dan yang kalah).
Selanjutnya
IBF memutuskan agar pertandingan yang masih tersisa dilanjutkan di
Selandia Baru dengan kedudukan 4-3 untuk Malaysia. Indonesia menolak
opsi ini dan meminta agar pertandingan diulang dari awal. Walhasil,
Merah Putih dinyatakan kalah dan piala Thomas terbang ke negeri tetangga
Namun
di balik itu muncul pemain muda Indonesia yang perstasinya dapat
membanggakan Indonesia di kancah perbulutangkisan Internasional yaitu Rudi Hartono, berasal dari Surabaya. Dan Rudy Nio yang kini berusia 18 tahun masih duduk di bangku SMA V di Surabaya adalah merupakan pemain termuda yang seluruh regu pengikut Thomas Cup.
Cita-citanya
sebagai dokter kandas oleh kegemarannya bermain bulutangkis. Toh
kepiawaiannya dalam olahraga tepuk bulu ini malah mengantarkannya ke
puncak prestasi sebagai juara All England delapan kali, dan bersama tim
Indonesia merebut Piala Thomas pada tahun 1970, 1973, 1976, dan 1979.
Sempat menjadi perdebatan siapa yang paling pantas dinobatkan sebagai
olahragawan terbesar dunia di penghujung abad ini oleh Majalah Time.
Bukan karena apa-apa, melainkan karena dua-duanya sama-sama hebat.
Mereka adalah Muhammad Ali, petinju legendaris yang dijuluki The
Greatest asal AS, dan Pele, algojo bernomor punggung 10 yang dikenal
dengan si raja bola dari Negeri Samba, Brasil. Di tingkat dunia orang
boleh berantem dulu sebelum sepakat, tetapi di Tanah Air tentu semua
sepakat pada satu nama sebagai olahragawan terbesar Indonesia abad ini.
Rudy Hartono Kurniawan, juara tunggal putra delapan kali All England,
sebuah kejuaraan bulutangkis paling bergengsi
Setelah
digembleng selama beberapa saat, Rudy hengkang ke perkumpulan Rajawali
yang banyak melahirkan pemain bertaraf internasional. Pada waktu
berlatih di PB Rajawali itu ia merasa memiliki catatan prestasi yang
baik. Namun tanpa melupakan peran besar ayahnya ia mengakui kemajuan
pesat dalam bidang teknis dan taktis bulutangkis baru diperoleh ketika
memasuki Pemusatan Latihan Nasional Thomas Cup pada akhir tahun 1965.
Habis
itu, ibarat sebuah benda angkasa, prestasinya melesat begitu cepat. Ia
sudah ikut dalam perebutan kejuaraan bergengsi Piala Thomas tahun 1967.
Setahun kemudian pada usia 18 tahun mahkota pertama All England ia raih
setelah memukul andalan Malaysia Tan Aik Huang dengan skor 15-12 dan
15-9. Sejak itu setiap tahun secara berturut-turut sampai tahun 1974
Piala yang menjadi lambang supremasi bulutangkis tunggal putra itu
seolah jadi miliknya (Rekor itu hingga kini belum terpecahkan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar