Rabu, 01 Juni 2016

Rudy lawan Svend Pri

Rudy saat itu berada di puncak dunia, 6 gelarAll England sudah dibawanya pulang, berturut-turut setiap tahun sejak 1968. Setiap pemain bulutangkis yang menghadapinya akan menampilkan 2 kemungkinan, kalah sebelum bertanding atau justru mendapat semangat berlipat untuk mengalahkannya. Penampilannya yang elegan di dalam dan di luar lapangan menjadikannya selebriti. Meskipun media saat itu belum 'seganas' media sekarang, tetap saja tidak ada kehidupan pribadi Rudy yang tidak dikorek pers. 

Dalam kondisi seperti itu bisa dibayangkan hebohnya pers dan masyarakat ketika Rudy mencoba bermain film. (Film pertama dan terakhir Rudy adalah garapan sutradara Wahyu Sihombing, bersama Poppy Dharsono dan Farouk Affero,1971. Judulnya 'Matinya seorang Bidadari' yang diplesetkan pers menjadi 'Matinya seorang Bintang', usai kekalahan Rudy atas Svend Pri). Ajaibnya, film itu gagal di pasaran. (Bukti bahwa masyarakat lebih menyukai Rudy sebagai pemain bulutangkis, bukan sebagai aktor).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Natsir_Ahmad Goh_Chan

Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad Head to head Liu Ying Goh dan Peng Soon Chan Tanggal 9 Maret 2011, Kejuaraan All England Skor set 1 = ...